Menyusun dokumen hukum merupakan salah satu keterampilan utama yang harus dikuasai oleh pengacara, praktisi hukum, dan mahasiswa hukum. Sebagai alat komunikasi formal, dokumen hukum tidak hanya mencerminkan substansi hukum tetapi juga profesionalisme si penyusun. Blog ini membahas langkah-langkah dan prinsip dasar dalam legal drafting yang membantu Anda menyusun dokumen hukum yang jelas, efektif, dan profesional.
Apa itu Legal Drafting?
Legal drafting mengacu pada proses menulis dokumen hukum seperti kontrak, perjanjian, memorandum hukum, atau dokumen litigasi. Dokumen-dokumen ini harus mencerminkan kepatuhan pada undang-undang dan prinsip hukum, serta menghindari ambiguitas yang dapat merugikan klien.
Legal drafting bukan hanya soal menulis; ini adalah soal mengartikulasikan ide hukum secara jelas, memastikan dokumen sesuai dengan standar hukum, dan tetap dapat dipahami oleh pembaca non-hukum seperti klien.
Mengapa Legal Drafting yang Efektif Itu Penting?
- Menghindari Ambiguitas
Dokumen hukum yang ambigu dapat menyebabkan interpretasi yang salah dan merugikan klien Anda dalam perselisihan.
- Efisiensi Waktu dan Biaya
Dokumen yang jelas dan terorganisasi dengan baik membantu semua pihak memahami ketentuan tanpa membutuhkan revisi tambahan.
- Memastikan Kepastian Hukum
Legal drafting yang presisi meminimalkan risiko pelanggaran hukum dan perselisihan kontrak.
Prinsip Dasar dalam Legal Drafting
1. Kejelasan adalah Kunci
Gunakan bahasa yang sederhana dan hindari jargon hukum yang tidak diperlukan. Meskipun dokumen hukum ditujukan untuk profesional, dokumen tersebut seharusnya bisa dipahami oleh klien.
Contoh:
- Kurangi frasa kompleks seperti “Notwithstanding the foregoing, it shall be agreed that…”
- Gunakan versi sederhana seperti “Despite this, both parties agree that…”.
2. Logik dan Kohesi
Dokumen hukum harus mengikuti urutan logis. Bagi dokumen menjadi bagian-bagian, misalnya:
- Pendahuluan
- Definisi
- Hak dan Kewajiban
- Syarat dan Ketentuan
- Klausul Penutup
3. Akui Kepastian Hukum
Memastikan istilah hukum mematuhi undang-undang dan peraturan yang berlaku penting agar dokumen dapat diterima oleh pengadilan atau lembaga terkait lainnya.
4. Gunakan Bahasa Netral
Hindari penggunaan bahasa emosional atau persuasif. Dokumen hukum harus objektif dan netral.
Contoh:
Daripada menulis “Pihak A secara tidak adil mendapatkan keuntungan…”, lebih baik gunakan “Pihak A memperoleh keuntungan dalam pelaksanaan kontrak.”
5. Tekankan Ketepatan
Pastikan tidak ada kesalahan ketik atau kekurangan dalam menggunakan istilah hukum. Kesalahan kecil dapat mengurangi kredibilitas dokumen.
Langkah-Langkah untuk Menyusun Dokumen Hukum
Langkah 1. Memahami Tujuan dari Dokumen
Tentukan objek dari dokumen. Apakah ini kontrak kerja, perjanjian kerahasiaan, atau gugatan hukum? Tujuan ini akan menentukan konten dan gaya penyampaiannya.
Langkah 2. Identifikasi Audience
Apakah dokumen ini akan dibaca oleh pengacara lain, hakim, atau klien biasa? Pilih bahasa dan struktur yang sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Langkah 3. Gunakan Template Sebagai Referensi
Gunakan template standar sesuai dengan jenis dokumen hukum yang Anda buat, tetapi pastikan untuk menyesuaikannya dengan kasus atau kebutuhan spesifik.
Langkah 4. Definisikan Istilah
Sertakan bagian definisi untuk istilah teknis atau hukum untuk menghindari kesalahpahaman.
Contoh:
“‘Kontrak’ berarti perjanjian tertulis antara Pihak A dan Pihak B yang sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata.”
Langkah 5. Tinjau dan Edit
Selalu baca ulang dokumen untuk memastikan tidak ada ambiguasi atau kesalahan. Pertimbangkan untuk meminta kolega Anda memeriksa dokumen sebagai langkah tambahan.
Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari
- Bertele-tele
Gunakan kalimat singkat dan langsung pada inti masalah.
- Menggunakan Bahasa yang Redudansi
Misalnya, hindari menulis “null and void” ketika “void” sebenarnya sudah cukup.
- Mengabaikan Bukti Hukum & Referensi
Pastikan dokumen didukung dengan referensi peraturan atau yurisprudensi yang relevan.
Membuat Dokumen Anda Stand Out
- Tambahkan Grafis atau Tabel
Untuk kontrak atau dokumen dengan banyak angka, bagan atau tabel membuatnya lebih mudah dipahami.
- Gunakan Format yang Konsisten
Terapkan heading dan subheading dengan jelas. Misalnya, gunakan format berikut:
- H1 untuk judul utama
- H2 untuk bagian
- H3 untuk sub bagian
- Periksa Keberlanjutan Konteks
Setiap klausa harus terhubung satu sama lain.
Mulailah Menyusun Dokumen Hukum yang Andal
Legal drafting adalah seni sekaligus keterampilan. Menguasainya membutuhkan latihan, perhatian terhadap detail, dan pemahaman menyeluruh terhadap prinsip-prinsip hukum. Dengan menerapkan panduan ini, Anda dapat menyusun dokumen hukum yang tidak hanya profesional tetapi juga menjadi nilai tambah bagi karier atau firma hukum Anda.
Apakah Anda ingin meningkatkan keterampilan legal drafting Anda? Daftar untuk menerima tips mingguan dan temukan cara menyampaikan pesan hukum Anda dengan sempurna.